CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS

Selasa, 20 Januari 2009

Rossa - Rossa (2009)

Rossa - Rossa (2009)

Posted using ShareThis

Senin, 19 Januari 2009

Menyatukan gambar digital hasil olah ka dalam rangkaian multimedia

Adobe Image Ready CS2 - Slideshow untuk Koleksi Foto Anda


Untuk membuat slideshow dari satu folder foto, tersedia banyak program yang mampu melakukannya. Namun, untuk trik kali ini, CHIP memanfaatkan program Adobe Image Ready CS2 bawaan Adobe Photoshop. Bahkan, dengan program ini, Anda hanya membutuhkan waktu yang singkat dalam membuat slideshow.

Image
Slideshow : Efek transisi bisa dibuat dengan mengklik dua gambar dan memberi-kan jumlah frame tertentu (kiri). Anda juga harus memberikan durasi tayang yang lebih lama pada foto yang tampil paling jelas (kanan).


Tips: Sebagai langkah awal, persiapkan foto-foto yang akan Anda buat slideshow dalam sebuah folder khusus. Sebagai contoh, Anda bisa menggunakan nama folder “CHIP”. Sebaiknya, gunakan foto-foto dalam ukuran sama dan memiliki jenis tampilan portrait. Setelah itu, Anda bisa membuka Adobe Image Ready CS2 dari menu “Start”.
Setelah program terbuka, Anda bisa memasukkan foto-foto tersebut langsung sebagai frame. Klik saja “File | Import | Folder as Frames”. Tujukan ke folder “CHIP” yang sudah berisi foto-foto pilihan Anda. Namun sebelumnya, Anda aktifkan pane “Animations” dari menu “Window | Animation”. Foto-foto Anda akan langsung masuk ke dalam pane animation dengan jumlah frame yang sama dengan jumlah foto Anda.
Langkah berikutnya adalah membuat efek transisi antar-foto. Dengan bantuan tombol “Shift”, klik dua foto yang di antara keduanya akan diberi efek transisi. Setelah kedua foto terseleksi, Anda klik tombol “Tween” yang ada di bawahnya. Saat window “Tween” terbuka, pada bagian “Frames to Add”, Anda masukkan jumlah frame sesuai dengan keinginan Anda. Semakin banyak jumlah frame yang Anda masukkan, semakin halus efek transisi foto. Namun, semakin lama juga efek transisi tersebut berlangsung. Jumlah frame ideal sebaiknya antara 15 sampai 20. Untuk trik ini, CHIP memasukkan jumlah frame 15. Setelah Anda mengklik “OK” pada pane Animation, akan muncul frame-frame transisi sebanyak jumlah yang Anda tentukan. Lakukan cara yang sama untuk foto ke-2 dan ke-3, ke-3 dan ke-4, dan seterusnya.
Sekarang, Anda bisa menentukan durasi penayangan foto. Tentukan foto yang tampilannya paling jelas. Kemudian pada bagian bawah foto, tentukan waktu durasi dalam satuan detik. Jika sudah, lakukan hal yang sama pada foto-foto berikutnya dengan tampilan yang paling jelas juga. Untuk frame lainnya, biarkan dalam nilai default-nya. Pada frmae terakhir, ubah jenis tayangan dari “Forever” menjadi “Once”, agar slideshow berhenti di frame terakhir. Anda bisa mengubahnya di bagian bawah foto pertama (frame ke-1).
Sekarang Anda bisa mengujinya de­ngan menekan tombol “Play” yang ada dalam pane Animation. Apabila tidak ada perubahan lainnya, Anda bisa menyimpannya dalam format Image Ready CS2 atau diekspor ke dalam format Adobe Flash (SWF).

menyimpan gambar digital hasil olah ke format tertentu

Memahami Format/Kompresi Gambar Digital
Empat di antara format yang sering dipakai adalah bmp, gif, jpg, dan png. Mereka sering dipakai karena mereka bisa dibaca secara native (tanpa aplikasi tambahan). Namun, masing-masing dari mereka dipakai untuk keperluan yang berbeda. Untuk foto biasa misalnya, kebanyakan orang/perangkat memakai jpg sebagai formatnya dan gambar-gambar yang kontras/tidak terlalu banyak perbedaan warna, kebanyakan orang lebih senang memakai png/gif. Sedangkan bmp disukai para developer karena kemuduhan integrasinya.
Fungsi
Mereka diperuntukkan untuk keperluan tertentu, dikarenakan mereka memiliki encoding yang berbeda. Encoding adalah cara tehnik bagaimana gambar tersebut disimpan, sehingga encoding yang berbeda akan menghasilkan gambar dan kualitas yang berbeda. Format png misalnya, menawarkan sebuah encoding yang lossless (tanpa penurunan kualitas), tapi dengan mengorbankan ukuran file (berkas) yang tidak kecil. Gif juga sama seperti png, tapi dia memiliki keterbatasan dalam menampung warna (hanya 256 warna, kalau tidak salah). Bmp juga sama, namun dia adalah format dengan kompresi terburuk (bahkan hampir dapat dikatakan dia adalah format yang tidak terkompres), karena dari 4 format yang kita bahas, gambar yang kita simpan dalam format bmp akan sangat besar jika dibandingkan dengan yang lainnya. Sedangkan jpg adalah format dengan encoding yang lossy, yaitu kualitas gambar akan dikorbankan sebagai imbas dari ukuran file yang kecil. Tapi, format jpg yang lossy ini adalah senjata utama bagi perangkat fotografi untuk menyimpan foto karena ukuran file ini sangat kecil. Selain itu ada keunikan dibalik file jpg, yaitu dengan encoding khusus yang dia miliki, dia dapat menyimpan gambar yang kaya warna dengan ukuran file yang lebih kecil, namun ukuran filenya menjadi sangat besar untuk gambar yang kontras/perbedaan warnanya jelas.
Tehnik Kompresi
Encoding, atau ada yang menyebutnya dengan kompresi (karena dengan format tersebut ukuran file bisa jauh lebih kecil daripada format yang sebenarnya, dalam hal ini jika dibandingkan dengan "format tidak terkompresi bmp") pada masing-masing empat format ini berbeda. Mari kita lihat perbedaannya.
Joint Picture Encoding Group (JPEG/JPG)
Format ini memakai tehnik kompresi yang dinamakan DCT (Discruss Cosinus Transformation). Tehnik kompresi ini memakai tehnik unik dimana dengan tehnik ini, encoder JPG (aplikasi/software/program untuk menyimpan ke format ini) akan membagi gambar menjadi 8x8 piksel dan membuat berbagai macam kemungkinan gradasi warna antar tiap campuran warna dari potongan piksel tadi. Setelah semua kemungkinan gradasi dibuat, maka encoder akan mencari gradasi yang mirip dengan potongan piksel tadi. Begitulah seterusnya.
Graphic Interchange Format (GIF)
Format GIF memakai kompresi LZW yang katanya format ini dinamakan dari nama pembuatnya. Kompresi LZW menawarkan gambar diencoding dalam bentuk berpola. Encoder akan mencari pola warna yang sama dalam gambar dan menyatukannya, sehingga format gif akan menghasilkan ukuran file yang kecil jika perbedaan warnanya kontras sekali.
Portable Network Graphics (PNG)
Format png (dibaca ping), merupakan pengembangan dari format gif. Format png menawarkan kelebihan daripada keterbatasan yang ada dalam format gif, di antaranya dukungan warna yang lebih kaya (gif hanya 256 warna) hingga 32 bit (24 bit jika tanpa warna alpha) atau 2 pangkat 32 warna atau 4.294.967.296 warna dengan alpha dan 16.777.216 warna tanpa alpha. Dengan adanya alpha channel pada png, memungkinkan adanya warna transparan yang berarti berita baik bagi web developer.
Bitmap (BMP)
Format memakai kompresi/tehnik encoding RLE atau Run Length Encoding. Pada kompresi RLE, bitmap akan menyimpan gambar dalam bentuk mirip seperti pada LZW yang dipakai oleh GIF. Bedanya, bmp hanya akan mencari warna yang benar-benar sama untuk disatukan. Ditambah warna tersebut harus dalam urutan yang sama.
Pergi ke bagian bawah post ini untuk melihat masing-masing file sampel
Pakai Yang Mana?
Sehingga dari uraian di atas dapat kita buat kesimpulan:
Gunakan format GIF jika warna dalam gambar benar-benar sangat sedikit, jika warnanya banyak dan serupa gunakan PNG.
Gunakan JPG untuk foto yang biasanya warnanya sangat banyak dan berbeda-beda.
Jangan pernah gunakan BMP karena rasio kompresinya sangat burukLink:Perbedaan GIF, JPG dan PNG (English)Informasi tentang JPEG dari Wikipedia (English)File Sampel:tes5.pngtes5.jpgtes4.pngtes4.jpgtes2.pngtes2.jpgtes2.giftes2.bmp